Tulisan ini terinspirasi kultum shalat tarawih saat bulan puasa yang lalu...
Seringkali sholat kita terganggu kekhusukannya. Entah dari mana asalnya pikiran kita sering terpecah, sehingga malah kadang - kadang kita tidak ingat di raka'at berapa sekarang. Karena pikiran kita sibuk, mengenai agenda rapat minggu depan atau cicilan kartu kredit yang belum dilunasi. Namun secara umum, gangguan konsentrasi itu terikat di masa lalu dan masa depan. Masa lalu dan masa datang dapat berupa peristiwa kesedihan dan ketakutan.
Ada tokoh ulama yang ketika ditanyakan .. apakah yang terjauh sehingga kita tidak dapat meraihnya, maka jawab ulama itu sesuatu yang terjauh adalah masa lalu. Ketika masa lalu sudah lewat, tak mungkin itu kembali lagi. Jadi untuk apa dipikirkan. Apapun yang sudah terjadi sudah dicatat di simpan cerita masa lalu dalam "lemari besi yang tebal" dan dikunci rapat - rapat.
Sesuatu yang telah lewat menjadi takdir dan merupakan ketetapan Allah. Hadits riwayat HR Tirmidzi: Ibnu Abbas ra: Rasulullah saw mengatakan kepadanya: ”Hai anak muda, sesungguhnya aku akan memberimu beberapa pelajaran, yaitu: peliharalah Allah, niscaya Dia akan balas memeliharamu; Peliharalah Allah, niscaya kamu akan menjumpai-Nya di hadapanmu; jika kamu meminta, mintalah kepada Allah; dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya andaikata seluruh umat bersatu-padu untuk memberi suatu manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikannya kepadamu, kecuali Allah telah menetapkannya atasmu. Dan andaikata mereka bersatu-padu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat membahayakanmu, kecuali sesuatu yang telah Allah menetapkannya atasmu. Qolam (pena) telah diangkat dan lembaran catatan telah mengering.
Masa lalu adalah "history" dan masa depan adalah "mysteri". Masa sekarang adalah "present", sebagai hadiah.
Banyak orang resah karena memikirkan sesuatu yang belum terjadi di masa datang. Di dalam buku La Tahzan, diungkapkan sebuah hadits yang menyatakan bahwa apabila kita bangun di pagi hari dalam keadan sehat, ada makanan yang cukup sampai sore hari maka sebagian besar kenikmatan sudah di genggaman kita. Ada juga riset yang menyatakan bahwa 80% kekhawatiran kita di masa datang ternyata tidak terbukti. Sebenarnya peristiwa di dunia ini adalah pengulangan yang sama, cerita mengenai banyak uang, tidak punya uang, berkuasa dan tidak berkuasa, tinggal di desa atau di kota, sakit atau sehat, sudah terjadi dari jaman dulu kala. Yang membedakan tentunya adalah sikap kita atas peristiwa itu. Dalam peristiwa sakit gigi, seseorang akan begitu marahnya dengan sakit giginya karena menggagu aktifitas dan kenyamanannya. Namun ada juga yang bersyukur.. karena yang sakit cuman satu gigi, bagaimana kalau seluruhnya. Erbe Sentanu dalam buku Kwantum Ikhlas - nya menyatakan pentingnya 'positive feeling' ini. Dengan positive feeling ini perasaan kita akan menjadi lebih tenang dan menyenangkan. Yang tak kalah pentingnya dalam mensikapi setiap peristiwa itu adalah bahwa hanya kepada Allah lah kembali semua urusan. Allah mengetahui apa yang terbaik bagi ummatnya. Nah lantas kenapa kita mesti bersedih hati atas peristiwa masa lalu, takut dan resah atas sesuatu yang belum terjadi di masa datang.
Untuk itu kita nikmati sa'at ini, hari ini. Hari ini, kita berusaha untuk berbuat yang terbaik bagi diri kita, kita berikan senyuman terindah bagi pasangan kita, bagi anak2 kita dan bagi orang2 di sekitar kita. Karena siapa tahu hari ini adalah hari terakhir kita.....
No comments:
Post a Comment