Pages

Tuesday, January 04, 2011

Sekali lagi tentang berpikiran positif ...


Beberapa kali ke Bandung saya sangat penasaran ingin mengunjungi Kampung Daun. Dalam benak saya restoran Kampung Daun mengambarkan suasana restoran yang unik dan alami. Namun karena lokasi yang cukup jauh dan kendala waktu, niat itu tertunda. Barulah pada kesempatan long week end kemaren saya bulatkan tekad untuk pergi. Sampai di pertigaan Ledeng sekitar jam 4.30 sore. Dari pertigaan Ledeng, Bandung, jalan ke Kampung daun relative menanjak. Sekitar dua kilometre lagi, saya dengar letusan di sebelah kiri mobil, jalan mobil mulai sedikit oleng. Saya berpikir, jangan – jangan ban mobil meletus. Cuaca mulai mendung dan gelap. Saya berhentikan mobil dan mulai melihat situasi, ternyata betul, ban sobek dan mengempis. Saya ambil dongkrak dan mulai memasang dongkrak. Hujan mulai turun rintik – rintik. Cuaca bertambah gelap. Jalan menuju Kampung daun di mana ban mobil saya meletus relative sempit. Karena terhalang mobil saya, banyak mobil di belakang menjadi antri. Ternyata memasang dongkrak lumayan sulit senja itu. Selain jalan menanjak, hujan, sehingga menjadi licin. Hujan mulai membesar, cuaca mulai gelap dan mulai dingin, sebentar lagi Maghrib. Baju sudah mulai basah. Istri sudah mulai gelisah. Saya juga mulai menggerutu, kok bisa – bisanya ban meletus di lokasi begini. Akhirnya saya mencoba mencari bantuan. Untung ada pemuda yang mau bantu. Dongkrak pun mulai dipasang lagi. Tapi ternyata upaya pemuda ini juga belum berhasil, hampir 20 menit berusaha belum berhasil juga. Untung datang dua orang temannya yang bersedia juga untuk membantu. Barulah setelah dikerubut, dongkrak mulai naik dan ban bisa segera diganti. Segera saya beres - beres, dan memberikan tips sekaligus mengucapkan terima kasih kepada pemuda – pemuda itu. Karena sudah lumayan gelap, akhirnya kita putuskan tidak jadi pergi ke Kampung Daun dan kembali ke hotel. Dalam perjalanan pulang saya berpikir, dan merenungi kejadian tersebut. Akhirnya saya simpulkan ada dua hal penting: 1. Saya coba berperasaan positif, saya bersyukur bahwa ban meletus di jalan sempit dan dalam kecepatan rendah. Seandainya ban meletus waktu di tol dalam kecepatan di atas 100 km/jam.. wah mungkin kejadiannya bisa lebih buruk lagi. Alhamdulillah. 2. Saya sedikit menyesal karena hanya langsung memberikan uang terima kasih ke pemuda – pemuda itu tanpa berbicara lebih panjang lagi. Saya hanya berpikir singkat, tentu tip saya bermanfaat nih.. padahal, belum tentu waktu menolong tadi pemuda – pemuda itu mengharapkan uang. Saya terlalu materialistis kayaknya. Astaghfirullah… Cerita singkat di atas bukanlah cerita luar biasa, tapi saya menganggap ada pelajaran berharga dari peristiwa itu. Dengan menulis note ini, semoga senantiasa pikiran kita dipenuhi dengan perasaan positif dan senantiasa mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang menerpa kita.

No comments: