Tuesday, January 04, 2011
Tidak hanya sekedar suka dan tidak suka ...
Saya termasuk orang yang suka dengan “masa lalu”, sejarah atau sejenisnya. Namun rasa suka hanya terbatas dalam pikiran. Teman saya, untuk mewujudkan rasa senangnya akan masa lau itu malah sampai membikin website dengan judul “ warung barang antik”. Perburuannya atas barang jadul dan antik sungguh menggugah hati. Kalau anda berkenan dapat berkunjung ke http://warungbarangantik.blogspot.com/ . Saya juga seneng untuk menyambung silaturahmi dan membuat beberapa temen dapat saling berhubungan. Saya sungguh seneng ketika temen saya di Facebook melampaui 300. Namun mengherankan ketika ada juga teman yang dengan sangat cepat memiliki teman lebih dari 1,000 orang . Tentu teman ini sangat istimewa. Saya tidak senang merokok. Namun ada teman yang disamping tidak senang merokok namun ikut secara aktif dalam program - program anti rokok. Saya senang dengan kesehatan, tapi ya cuman buat saya dan keluarga saja. Sementara ada yang dengan sungguh sungguh terjun di masyarakat untuk membantu orang lain. Mengorganisir klub kesehatan, berkampanye dan lain lain. Saya sungguh mencintai negeri ini. Tapi sekedar cinta saja dalam hati. Saya pasti kebingungan apabila ditanya sampai sejauh mana rasa cinta Negara itu. Apakah kita sanggup misalnya hidup seperti pendahulu kita, Jenderal Sudirman dengan kondisi sakit ikut bergerilya. Atau para politikus sekelas Moh Hatta yang sangat konsisten memperjuangkan prinsip – prinsipnya. Saya juga mencintai profesi saya. Namun sekedar mencintai untuk mendapatkan "imbalan gaji". Sementara ada teman yang dengan sungguh – sungguh membuat blog tentang profesinya, menulis banyak artikel untuk bisa dibaca dengan gratis. Sungguh mulia. Banyak hal lain yang saya sukai atau tidak saya sukai. Namun semua hal yang disukai dan tidak disukai itu tak lebih hanya dalam tataran pemikiran, atau sebatas untuk kepentingan pribadi dan keluarga saja. Belum menyentuh aspek yang lebih luas. Saya sungguh pengin mencari jawaban semua itu, kenapa ada orang yang sampai sedemikian rupa menjalani hal – hal yang melebihi dari sekedar suka atau tidak suka, hingga mewujudkannya dalam karya yang nyata dan bermanfaat bagi orang lain, sampai tadi pagi saya mendengar ungkapan dari Tanadi Santosa (http://www.tanadisantoso.com/ ) mengenai dasar dari perilaku seseorang. Menurut beliau, adalah adanya “passion” atau “kasmaran” dengan apa – apa yang ditekuninnya. Pihak – pihak yang saya sebutkan di atas pasti punya “passion” atau "kasamaran" atas semua yang dilakukannya. Apabila passion atau kasmaran sudah menerka, maka tidak peduli lagi akan hal – hal lain. Semua akhirnya kembali ke saya pribadi, mungkin saatnya untuk mencoba lebih passionate dan kasmaran terhadap hal yang saya sukai dan tidak saya sukai dan mencoba untuk memaknainya menjadi hal – hal nyata yang lebih bermanfaat bagi orang lain. Lebih luas lagi, bangsa ini butuh orang – orang yang punya passion dan rasa kasmaran yang tinggi atas hal yang dia sukai dan tidak disukai. Seharusnya semua orang berusaha untuk tidak menjadi manusia yang biasa –biasa saja baik dalam hal yang dia sukai maupun yang tidak disukai. Saatnya bertindak. “A bell is not a bell until you ring it. Song is not a song until you sing it.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment